1.
Dusun
KUBANGREJA ( RW 1 dan RW 2 )
KUBANGREJA asal dari kata KUBANG
artinya KOLAM/AIR, kata REJA artinya MAKMUR/RAMAI. Pengertiannya adalah kurang lebih
suatu daerah yang tidak kekurangan air ( banyak sawahnya ) sehingga menjadi
makmur lohjinawi tidak kurang sandang maupun pangan. Terbukti hampir separuh
dari luas wilayah Dusun Kubangreja merupakan tanah olahan masyarakat berupa
sawah dan ladang/kebun. Lokasinya membentang dari mulai sawah tengah sampai
dengan sawah tonjong diperkirakan luasnya ribuan Hechtare. Itupun dikurangi
tanah Negara yang termasuk wilayah Dusun Kubangreja yang ditanami pohon Pinus oleh
Pemerintah (tutupan tonjong). Konon cerita, suatu lahan garapan yang tidak
jelas penggarapnya, maka pemerintah memanfaatkannya dengan ditanami pohon pinus disamping sebagai penahan resapan air di musim kemarau, juga untuk diambil getahnya dipakai sebagai bahan dasar cat.
Nama KUBANGREJA adalah pemberian seorang Tentara Indonesia yang mengawal kembalinya seluruh warga masyarakat Cikapas dari pengungsian di Singkup setelah aman dari kebiadaban DI/TII tahun 1962.
Suatu Daerah lokasi sekarang RT 1 RW2, dulunya adalah sebuah lahan milik pemerintah desa yang dipergunakan sebagai tempat hunian baru. Semua warga
CIkapas diharuskan menempati secara berkelompok dengan mendirikan rumah
CEBLOKAN (bukan permanen). Supaya memudahkan pemerintah desa dalam menjaga keamanan.
Kurang lebih tiga tahun, tepatnya
setelah dirasa aman dari pemberontakan G30S/PKI berakhir tahun 1965, masyarakat
Kubangreja mulai pindah berpencar kembali menempati tempat semula sebelum pergi
mengungsi. Tetapi ada juga yang masih menetap menempati sampai sekarang bahkan
penulis masih tercatat sebagai penduduk RT1 RW2 komplek Balaidusun Kubangreja.
Kubangreja yang tadinya hanya terdiri
dari satu gerumbul saja, sekarang lambat laun selama 50 tahun sudah menjadi
Sebuah Dusun yang terdiri dari 2 RW dan 5 RT yang berpenduduk tahun 2015 : 667 orang, Laki-laki
: 335 orang , Perempuan: 332 orang yang dikepalai seorang Golongan/Kepala Dusun
( Kadus ).
Golongan/Kepala Dusun ( Kadus ) yang
pernah memimpin dari awal sampai sekarang diantaranya:
1. ALIKARAMA
3. BARMA
4. KARAMASANTANA
5. ARSIDI
6. SANMARNO
7. MADSUR
8. SANKARTA
9. WIKARTA
10. RUSWAN
11. SURMAN
12. CARTO
13. DARYONO
2.
Dusun
PAKEMBARAN (RW 3 dan RW 4 )
Versi ke 1:
Eyang Dalem
Tanjungrasa (Kuwu DesaTambaksari ke I) bersama dengan Eyang Dalem Sangiang
(Kuwu Desa Sindangaring) setiap pulang dari kota kadipaten Dayeuhluhur yang
berpusat di Majenang saat itu, berhenti sejenak ( PAKEM ) ditempat itu ( CILANGKAPHAJI
sekarang). Karena sejak dulu sudah merupakan jalan perlintasan / pertigaan
menuju Desa Sindangaring dan Desa Tambaksari. Sehingga lama kelamaan menjadi
sebuah tempat pemberhentian yang ramai dikunjungi orang. Terbukti sampai
sekarang Cilangkaphaji menjadi sebuah pertigaan jalan menuju ke Desa Dayeuhluhur
dan ke Desa Palugon. Untuk memudahkan menyebut tempat itu maka penduduk
menamakannya Dusun PAKEMBARAN ( tempat pemberhentian ).
Versi ke 2:
PAKEMBARAN asal kata dari KEMBAR yang
artinya SAMA, mendapat awalan PA dan akhiran AN sehingga setelah digabungkan
artinya menjadi sebuah tempat dengan nama PAKEMBARAN yang letaknya sebelah
timur sungai CIJULANG atau CILANGKAPHAJI.
Ada cerita pada jaman silam, tempat itu telah dihuni oleh dua orang yang berwajah kembar/hampir sama sampai meninggalnya pun dimakamkan ditempat itu. Sebagai buktinya sampai sekarang ditempat itu terdapat dua buah pusara yang dipercayai sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Dengan adanya cerita itu, sehingga penduduk setempat menamakannya Dusun PAKEMBARAN.
Ada cerita pada jaman silam, tempat itu telah dihuni oleh dua orang yang berwajah kembar/hampir sama sampai meninggalnya pun dimakamkan ditempat itu. Sebagai buktinya sampai sekarang ditempat itu terdapat dua buah pusara yang dipercayai sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Dengan adanya cerita itu, sehingga penduduk setempat menamakannya Dusun PAKEMBARAN.
Dusun pakembaran yang menjadi hunian
setelah kembali dari pengungsian di Singkup tahun 1961 adalah komplek Balaidusun
Pakembaran sekarang BALEANOM ( artinya balai yang termuda )
karena balaidusun yang pertama terletak di SINDANGKASIH. Alasan pemindahan dari sindangkasih kala itu masih jarang penduduknya. masyarakat menginginkan dipindah ketempat hunian baru yang ramai penduduknya.
Pakembaran yang tadinya hanya terdiri
dari satu gerumbul saja, sekarang lambat laun sudah menjadi Sebuah
Dusun yang terdiri dari 2 RW dan 6 RT yang berpenduduk tahun 2015 : 671 orang, Laki-laki :
319 orang, Perempuan: 352 orang yang dikepalai seorang Golongan/Kepala Dusun (
Kadus )
Golongan/Kepala Dusun ( Kadus ) yang
pernah memimpin dari awal sampai sekarang diantaranya:
2. WIRATMA
3. BANGSA JANA
4. WIHARTO
5. WIHARNA
6. SUDARNO
7. HARIMI
8. SUTARNO
9. SUTRISNO
10. SUTISNO
11. DARSAM
12. WAHIDI
Balai dusun Pakembaran (5 September 2015 )
3.
Dusun
TAMBLEG ( RW 5 dan RW 6 )
Dusun TAMBLEG
berasal dari kata NAMBLEG atau NUMBLEG yang artinya berhenti berdiam diri tanpa
melakukan apa-apa. Alkisah Eyang Dalem Tanjungrasa pernah mendiami tempat itu
setelah bertemu ditempat kediaman Eyang Guna / Eyang Lingga. Waktu itu Eyang Dalem Tanjungrasa telah pergi meninggalkan
istrinya Nyi Ageng Tambak dari Pamalayan. Dari kejadian itu penduduk setempat
menamakannya Dusun Tambleg, lokasinya sawah Cobaan sekarang. (baca Legenda Eyang
Lingga).
Dusun Tambleg yang tadinya hanya terdiri
dari satu gerumbul saja, sekarang lambat laun sudah menjadi
Sebuah Dusun yang terdiri dari 2 RW dan 5 RT yang berpenduduk tahun 2015 : 619 orang, Laki-laki
: 314 orang, Perempuan: 305 orang yang dikepalai seorang Golongan/Kepala Dusun
( Kadus ).
Golongan/Kepala Dusun ( Kadus ) yang
pernah memimpin dari awal sampai sekarang diantaranya:
2. SUKARMA
3. MADROMI
4. MARJONO
4. MARJONO
5. SANMIRTA
6. SUNARYO
7. SUPARNO
7. SUPARNO
8. SUMARNO
9. SAMIAN/EDI SISWADI
10. SALEH HIDAYAT
11. HASAN
12. WARSONO
13. CARDI
Balai dusun Tambleg ( 5 September 2015 )
4.
Dusun
TAMBAKSARI ( RW 7 dan RW 8 )
Pamalayan adalah sebuah perkampungan
yang pertama kali Eyang Dalem Tanjungrasa menginjakan kakinya ditempat itu. Selanjutnya
ganti nama menjadi TAMBAKSARI, penggabungan dari nama mertuanya sendiri yaitu
KI GEDENG TAMBAK dan NYI SARI, menjadi nama baru TAMBAKSARI yang dijadikan sebuah
nama pusat pemerintahan Desa yang baru didirikannya. Setelah mengalami
perpindahan Balaidesa dari tambaksari ke Cikapas, maka setatusnya menjadi Balai
Dusun Tambaksari sampai dengan sekarang.
Dusun Tambaksari yang tadinya hanya
terdiri dari satu gerumbul saja, sekarang lambat laun sudah menjadi Sebuah
Dusun yang terdiri dari 2 RW dan 6 RT yang berpenduduk tahun 2015 : 759 orang, Laki-laki :
353 orang, Perempuan: 406 orang yang dikepalai seorang Golongan/Kepala Dusun (
Kadus ).
Golongan/Kepala Dusun ( Kadus ) yang
pernah memimpin dari awal sampai sekarang diantaranya:
2. WIKARTA
3. ATMAJA
4. KARJO
5. DARSONO
6. DARJONO
7. RASTOYO
BALAI DUSUN TAMBAKSARI ( 5 September 2015 )
Awalnya adalah Balaidesa Tambaksari sebelum
Pindah Ke CIKAPAS
5.
Dusun
GUNUNGGEULIS ( RW 9 dan RW 10 )
Versi ke satu:
GUNUNGGEULIS yang artinya gunung yang
cantik (geulis). Secara geografis, Gununggeulis adalah sebuah dusun yang berada
di dataran tinggi dan bergunung – gunung (berbukit) panoramanya sangat cantik
(geulis bhs. Sunda) indah dipandang mata. Udaranyapun sangat sejuk membuat
betah semua penduduknya. Sesuai dengan nama dusun yang diberikan warganya adalah
GUNUNGGEULIS.
Versi ke dua: (legenda Gununggeulis)
Gunung Pamidangan ( tempat bersantai )
Gunung Pamidangan ( tempat bersantai )
Gunung PAMIDANGAN ( artinya bersantai / bercengkrama )
adalah tempat terakhir yang dijadikan persembunyian Dewi Naganingrum Istri
pertama Raja Galuh Permana Dikusuma (723-739 M) setelah tidak lagi menjabat jadi raja pergi meninggalkan istana menjadi seorang pertapa. Dewi Naganingrum diusir dari Istana
Galuh, karena dituduh melahirkan bayi seekor anjing. Sebenarnya bayinya adalah manusia
biasa, tetapi tanpa sepengetahuan Dewi Naganingrum ditukar dengan seekor anjing
oleh Dewi Pangrenyep mantan istri kedua Permana Dikusuma yang dinikahi oleh Raja Temperan. Itu adalah akal kejahatan
Dewi pangrenyep saja, yang berusaha menyingkirkan Dewi Naganingrum dari istana
dengan mengatakan kebohongan kepada rakyat, tapi tidak ada yang percaya kepadanya.
Bahkan Uwa lengser tak dapat melakukan apa-apa karena Raja Temperan yang menggantikan Raja Permana Dikusuma serta Ratu
Dewi Pangrenyep sangat berkuasa. Raja Temperan memberikan hukuman
mati atas Dewi Naganingrum karena dia telah melahirkan seekor anjing, yang
dianggap sebagai aib bagi kerajaan. Uwa lengser mendapat perintah untuk
melaksanakan eksekusi tersebut. Dia membawa ratu yang malang itu ke hutan, namun
dia tak sampai hati membunuhnya, ia malahan membangunkan sebuah gubuk yang baik
untuknya. Untuk meyakinkan Raja Temperan dan Ratu Pangrenyep bahwa ia telah
melakukan perintahnya, ia menunjukkan kepada mereka HATI Dewi Naganingrum
beserta pakaiannya yang berlumuran darah. Padahal itu adalah HATI hewan anjing yang sengaja dibunuh untuk tanda bukti ke Istana. Dewi Naganingrum berpesan
kepada Uwa Lengser “jangan diberi tahu kepada Rajanya atau siapaun perihal tempat
persembunyian itu” apabila ada dari
pihak kerajaan yang tahu dan datang ke gunung Pamidangan, kejadian SIAL pun akan
menimpanya. Maka sampai sekarang TABU atau PAMALI bagi siapa saja yang merasa Pegawai/aparat
kalau mengunjungi tempat itu. Wallahualam itu hanya Allah yang maha tahu.
Bangkai / BUGANG (bhs. sunda) anjing yang dibuang ke sungai yang hulunya berasal dari Gunung Pamidangan
dinamakan CIBAGANJING, asal kata CAI-BUGANG-ANJING.
Untuk memudahkan menyebut namanya menjadi Sungai CIBAGANJING. Sementara GUNUNG
yang di tempati Putri Cantik / GEULIS (bhs. Sunda) atau Ratu Dewi Naganingrum
selanjutnya dipakai nama sebuah dusun GUNUNGGEULIS.
Dusun Gununggeulis yang tadinya hanya
terdiri dari beberapa gerumbul saja, sekarang lambat laun sudah menjadi Sebuah
Dusun yang terdiri dari 2 RW dan 5 RT yang berpenduduk tahun 2015 : 489 orang, Laki-laki :
221 orang, Perempuan: 268 orang yang dikepalai seorang Golongan/Kepala Dusun (
Kadus ).
Golongan/Kepala Dusun ( Kadus ) yang
pernah memimpin dari awal sampai sekarang diantaranya:
2. SUKATMA
3. DARYONO
4. ROHANA
6. DARYO SURYANTO
7. TURIMAN
8. KARTONO
9. SARNO
10. WAWAN
Balai Dusun GUNUNGGEULIS ( 5 September 2015 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar